Blogger templates

SYAIR ANDALUSY


MUQADDIMAH


قَـالَ مُحَمَّد هُوَ ابنُ مَـالِكِ ¤ أَحْمَدُ رَبِّي اللَّهَ خَيْرَ مَالِكِ
Muhammad Ibnu Malik berkata: Aku memuji kepada Allah Tuhanku sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Memiliki.
مُصَلِّيَاً عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى ¤ وَآلِـــهِ الْمُسْــتَكْمِلِينَ الْشَّــرَفَا
Dengan bersholawat atas Nabi terpilih dan atas keluarganya yang mencapai derajat kemulyaan.
وَأسْتَـعِيْنُ اللهَ فِيْ ألْفِــيَّهْ ¤ مَقَاصِدُ الْنَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ
Juga aku memohon kepada Allah untuk kitab Alfiyah, yang dengannya dapat mencakup seluruh materi Ilmu Nahwu..
تُقَرِّبُ الأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ ¤ وَتَبْسُـطُ الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
Mendekatkan pengertian yang jauh dengan lafadz yang ringkas serta dapat menjabar perihal detail dengan janji yang cepat.
وَتَقْتَضِي رِضَاً بِغَيْرِ سُخْطِ ¤ فَـائِقَةً أَلْفِــــيَّةَ ابْنِ مُعْطِي
Kitab ini mudah menuntut kerelaan tanpa kemarahan, melebihi kitab Alfiyahnya Ibnu Mu’thi..
وَهْوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلاً ¤ مُسْـتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلاَ
Beliau lebih memperoleh keutamaan karena lebih awal. Beliau behak atas sanjunganku yang indah..
وَاللَّهُ يَقْضِي بِهِبَـاتٍ وَافِرَهْ ¤ لِي وَلَهُ فِي دَرَجَاتِ الآخِرَهْ
Semoga Allah menetapkan karunianya yang luas untukku dan untuk beliau pada derajat-derajat tinggi akhirat.

الْكَلاَمُ وَمَا يَتَألَّفُ مِنْهُ

BAB KALAM DAN SESUATU YANG KALAM TERSUSUN DARINYA

PENGERTIAN KALAM, KALIM, KALIMAT, QOUL

كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ

Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.

وَاحِدُهُ كَلِمَةٌ وَالْقَوْلُ عَمْ ¤ وَكَلْمَةٌ بِهَا كَلاَمٌ قَدْ يُؤمْ

Tiap satu dari (personil Kalim) dinamakan Kalimat. Adapun Qaul adalah umum. Dan dengan menyebut Kalimat terkadang dimaksudkan adalah Kalam.

BENTUK KALIMAT-KALIMAT DAN CIRI-CIRINYA

بِالجَرِّ وَالتّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ ¤ وَمُسْنَدٍ لِلإسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ

Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.

بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ يَنْجَلِي

Dengan tanda Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun pada Lafadz Aqbilanna, Kalimat Fi’il menjadi jelas.

سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ ¤ فِعْـــلٌ مُـضَــارِعٌ يَلِي لَمْ كَـيَشمْ

Selain keduanya (ciri Kalimah Isim dan ciri Kalimah Fi’il) dinamaan Kalimah Huruf, seperti lafadz Hal, Fi, dan Lam. Ciri Fi’il Mudhori’ adalah dapat mengiringi Lam, seperti lafadz Lam Yasyam.

وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ ¤ بِالنُّـــوْنِ فِعْلَ الأَمْرِ إِنْ أَمْرٌ فُهِمْ

Dan untuk ciri Fi’il Madhi, bedakanlah olehmu! dengan tanda Ta’. Dan namakanlah! Fi’il Amar dengan tanda Nun Tauqid (sebagi cirinya) apabila Kalimah itu difahami sebagai kata perintah.

وَالأَمْرُ إِنْ لَمْ يَكُ لِلنّوْنِ مَحَلْ ¤ فِيْهِ هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَهْ وَحَيَّهَلْ

Kata perintah jika tidak dapat menerima tempat untuk Nun Taukid, maka kata perintah tersebut dikategorikan Isim, seperti Shah! dan Hayyahal!

الْمُعْرَبُ وَالْمَبْنِي

BAB MU’RAB DAN MABNI

KALIMAH-KALIMAH YANG MU’RAB DAN YANG MABNIY

وَالاسْمُ مِنْهُ مُعْرَبٌ وَمَبْنِي ¤ لِشَبَـــهٍ مِنَ الْحُــرُوْفِ مُدْنِي

Diantara Kalimat Isim ada yang Mu’rab, dan ada juga yang Mabni karena keserupaan dengan kalimah Huruf secara mendekati

Pada bait diatas, Ibn Malik menyampaikan bahwa dalam menjalani kehidupan, sering sekali manusia memiliki motivasi yang berubah-ubah<mu’rob>, tapi ada juga orang yang fokus dan teguh pada satu motivasi<mabnie>, semua itu tidak terlepas dari tujuan<الحرف> masing-masing individu, lantas bagaimanakah kita mengetahui motivasi kita, Menurut Ibn Malik manusia dalam menjalankan tanggung jawabnya, orang dibagi menjadi 4 jenis, yang dia jelaskan pada bait dibawah ini :

كَالْشَّبَهِ الْوَضْعِيِّ فِي اسْمَيْ جِئْتَنَا ¤ وَالْمَعْـنَـــوِيِّ فِي مَتَى وَفِي هُـــــــنَا

Seperti keserupaan bangsa wadh’iy didalam contoh dua Isimnya lafadz Ji’tana. Dan keserupaan bangsa Ma’nawiy di dalam contoh Mata, dan Huna.

وَكَنِيَابَةٍ عَنِ الْفِعْلِ بِلاَ ¤ تَأَثُّــــرٍ وَكَافْــتِقَارٍ أُصِّلا

Dan keserupaan bangsa Niyabah (pengganti) dari Fi’il tanpa pembekasan I’rob (Isim Fi’il). Dan keserupaan bangsa Iftiqor/kebutuhan yang dimustikan (yakni, isim maushul musti membutuhkan shilah).


Dalam melakukan setiap tindakan, kadang orang memiliki motivasi akan kedudukan atau posisi tertentu<وضعىّ >, ada yang hanya menjadi komandan<عامل>, ada yang giat sebagai subyek<فاعل >, bahkan ada yang rela hanya menjadi obyek<مفعول > saja.

Selain mengejar kedudukan, ada juga orang yang sangat tulus ikhlas<معنوى > dalam melakukan sesuatu. Dia bahkan tidak ingin orang tahu kalau dialah sponsor utama setiap kesuksesan yang terjadi.
Yang paling menjengkelkan adalah, jika seseorang melakukan suatu hal hanya sebagai pengisi waktu luang, hanya sebatas sampingan, dan hanya pengganti aktifitas-aktifitas pribadi dia<نيابى >. Ketika seperti itu orang tersebut tidak mau disalahkan ketika dia melakukan kesalahan, dan dia tidak mau tahu apa dampak yang terjadi dari apa yang telah ia lakukan.

Orang yang keempat ini lebih baik dari pada nomor 3, tapi lebih jelek dari nomor 2, yaitu orang yang melakukan setiap aktifitas karena dia butuh pada imbalan dari aktifitas tersebut<افتقارى >,orang semacam ini biasanya hanya berorientasi pada materi. Dia mengerjakan sesuatu karena dia butuh pada imbalan dari apa yang dia lakukan

وَمُعْرَبُ الأَسْمَاءِ مَا قَدْ سَلِمَا ¤ مِنْ شَبَهِ الْحَرْفِ كَأَرْضٍ وَسَمَا

Adapun Mu’rabnya Kalimah-kalimah Isim, adalah Kalimah yang selamat dari keserupaan dengan Kalimah Huruf, seperti contoh Ardhin dan Sumaa.

0 komentar:

Posting Komentar