MUQADDIMAH
قَـالَ مُحَمَّد
هُوَ ابنُ مَـالِكِ ¤ أَحْمَدُ رَبِّي
اللَّهَ خَيْرَ مَالِكِ
Muhammad Ibnu Malik berkata: Aku memuji
kepada Allah Tuhanku sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Memiliki.
مُصَلِّيَاً عَلَى
النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى ¤ وَآلِـــهِ الْمُسْــتَكْمِلِينَ
الْشَّــرَفَا
Dengan bersholawat atas Nabi terpilih
dan atas keluarganya yang mencapai derajat kemulyaan.
وَأسْتَـعِيْنُ
اللهَ فِيْ ألْفِــيَّهْ ¤ مَقَاصِدُ
الْنَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ
Juga
aku memohon kepada Allah untuk kitab Alfiyah, yang dengannya dapat mencakup
seluruh materi Ilmu Nahwu..
تُقَرِّبُ الأَقْصَى
بِلَفْظٍ مُوْجَزِ ¤ وَتَبْسُـطُ
الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
Mendekatkan pengertian yang jauh dengan
lafadz yang ringkas serta dapat menjabar perihal detail dengan janji yang cepat.
وَتَقْتَضِي رِضَاً
بِغَيْرِ سُخْطِ ¤ فَـائِقَةً
أَلْفِــــيَّةَ ابْنِ مُعْطِي
Kitab
ini mudah menuntut kerelaan tanpa kemarahan, melebihi kitab Alfiyahnya Ibnu
Mu’thi..
وَهْوَ بِسَبْقٍ
حَائِزٌ تَفْضِيْلاً ¤ مُسْـتَوْجِبٌ
ثَنَائِيَ الْجَمِيْلاَ
Beliau
lebih memperoleh keutamaan karena lebih awal. Beliau behak atas sanjunganku
yang indah..
وَاللَّهُ يَقْضِي
بِهِبَـاتٍ وَافِرَهْ ¤ لِي وَلَهُ فِي
دَرَجَاتِ الآخِرَهْ
Semoga Allah menetapkan karunianya yang
luas untukku dan untuk beliau pada derajat-derajat tinggi akhirat.
الْكَلاَمُ
وَمَا يَتَألَّفُ مِنْهُ
BAB KALAM
DAN SESUATU YANG KALAM TERSUSUN DARINYA
PENGERTIAN KALAM, KALIM, KALIMAT, QOUL
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ
وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut)
kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz
“Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
وَاحِدُهُ كَلِمَةٌ وَالْقَوْلُ عَمْ ¤ وَكَلْمَةٌ
بِهَا كَلاَمٌ قَدْ يُؤمْ
Tiap
satu dari (personil Kalim) dinamakan Kalimat. Adapun Qaul adalah umum. Dan
dengan menyebut Kalimat terkadang dimaksudkan adalah Kalam.
BENTUK KALIMAT-KALIMAT DAN CIRI-CIRINYA
بِالجَرِّ وَالتّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ ¤ وَمُسْنَدٍ
لِلإسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Dengan
sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim
menjadi berhasil.
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ
أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ يَنْجَلِي
Dengan tanda Ta’ pada lafadz Fa’alta dan
lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun pada Lafadz Aqbilanna, Kalimat
Fi’il menjadi jelas.
سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ ¤ فِعْـــلٌ
مُـضَــارِعٌ يَلِي لَمْ كَـيَشمْ
Selain
keduanya (ciri Kalimah Isim dan ciri Kalimah Fi’il) dinamaan Kalimah Huruf,
seperti lafadz Hal, Fi, dan Lam. Ciri Fi’il Mudhori’ adalah dapat
mengiringi Lam, seperti lafadz Lam Yasyam.
وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ ¤ بِالنُّـــوْنِ
فِعْلَ الأَمْرِ إِنْ أَمْرٌ فُهِمْ
Dan
untuk ciri Fi’il Madhi, bedakanlah olehmu! dengan tanda Ta’. Dan
namakanlah! Fi’il Amar dengan tanda Nun Tauqid (sebagi cirinya) apabila Kalimah
itu difahami sebagai kata perintah.
وَالأَمْرُ إِنْ لَمْ يَكُ لِلنّوْنِ مَحَلْ ¤ فِيْهِ
هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَهْ وَحَيَّهَلْ
Kata perintah jika tidak dapat menerima
tempat untuk Nun Taukid, maka kata perintah tersebut dikategorikan Isim,
seperti Shah! dan Hayyahal!
الْمُعْرَبُ
وَالْمَبْنِي
BAB MU’RAB
DAN MABNI
KALIMAH-KALIMAH YANG MU’RAB DAN YANG MABNIY
وَالاسْمُ مِنْهُ مُعْرَبٌ وَمَبْنِي ¤ لِشَبَـــهٍ
مِنَ الْحُــرُوْفِ مُدْنِي
Diantara
Kalimat Isim ada yang Mu’rab, dan ada juga yang Mabni karena keserupaan dengan
kalimah Huruf secara mendekati
Pada bait diatas, Ibn Malik menyampaikan bahwa
dalam menjalani kehidupan, sering sekali manusia memiliki motivasi yang
berubah-ubah<mu’rob>, tapi ada juga orang yang fokus dan teguh pada satu
motivasi<mabnie>, semua itu tidak terlepas dari tujuan<الحرف>
masing-masing individu, lantas bagaimanakah kita mengetahui motivasi kita, Menurut Ibn Malik manusia dalam menjalankan tanggung jawabnya, orang
dibagi menjadi 4 jenis, yang dia jelaskan pada bait dibawah ini :
كَالْشَّبَهِ الْوَضْعِيِّ فِي اسْمَيْ جِئْتَنَا ¤ وَالْمَعْـنَـــوِيِّ
فِي مَتَى وَفِي هُـــــــنَا
Seperti
keserupaan bangsa wadh’iy didalam contoh dua Isimnya lafadz Ji’tana. Dan
keserupaan bangsa Ma’nawiy di dalam contoh Mata, dan Huna.
وَكَنِيَابَةٍ عَنِ الْفِعْلِ بِلاَ ¤ تَأَثُّــــرٍ
وَكَافْــتِقَارٍ أُصِّلا
Dan
keserupaan bangsa Niyabah (pengganti) dari Fi’il tanpa pembekasan I’rob (Isim
Fi’il). Dan keserupaan bangsa Iftiqor/kebutuhan yang dimustikan (yakni, isim
maushul musti membutuhkan shilah).
Dalam melakukan setiap tindakan, kadang orang memiliki motivasi akan kedudukan atau posisi tertentu<وضعىّ >, ada yang hanya menjadi komandan<عامل>, ada yang giat sebagai subyek<فاعل >, bahkan ada yang rela hanya menjadi obyek<مفعول > saja.
Selain mengejar kedudukan, ada juga orang yang sangat tulus ikhlas<معنوى > dalam melakukan sesuatu. Dia bahkan tidak ingin orang tahu kalau dialah sponsor utama setiap kesuksesan yang terjadi.
Yang paling menjengkelkan adalah, jika seseorang melakukan suatu hal hanya sebagai pengisi waktu luang, hanya sebatas sampingan, dan hanya pengganti aktifitas-aktifitas pribadi dia<نيابى >. Ketika seperti itu orang tersebut tidak mau disalahkan ketika dia melakukan kesalahan, dan dia tidak mau tahu apa dampak yang terjadi dari apa yang telah ia lakukan.
Orang yang keempat ini lebih baik dari pada nomor 3, tapi lebih jelek dari nomor 2, yaitu orang yang melakukan setiap aktifitas karena dia butuh pada imbalan dari aktifitas tersebut<افتقارى >,orang semacam ini biasanya hanya berorientasi pada materi. Dia mengerjakan sesuatu karena dia butuh pada imbalan dari apa yang dia lakukan
وَمُعْرَبُ الأَسْمَاءِ مَا قَدْ سَلِمَا ¤ مِنْ
شَبَهِ الْحَرْفِ كَأَرْضٍ وَسَمَا
Adapun
Mu’rabnya Kalimah-kalimah Isim, adalah Kalimah yang selamat dari keserupaan
dengan Kalimah Huruf, seperti contoh Ardhin dan Sumaa.
0 komentar:
Posting Komentar